Mau? Melangkahlah!..


Kamu belum selesai jika kamu kalah,
tapi kamu menyelesaikannya jika kamu berhenti!

Mempertanyakan arti kehadiranku sendiri.
Berjalan seiring-sejalan detik berputar. Kege-
lisahan, pergolakan dan keresahan saat banyak
mata tak sadar menyorot kehadiranku.
Apa yang sedang mereka lakukan adalah kesukaanku!

Untuk karyaku…
Untuk bangsaku…
Oh, tidak! karya ini hanya untukku saja..
Bangsaku sudah kaya..
Apa pedulinya pada jelata
Ku berjalan sendiri
Tanpa kawan bersama dan menanti..

Aku memiliki keberanian untuk menempuh resiko
yang menghadang kebahqagiaanku, semuanya atas takaranya sendiri.
Kalian berisik ku anggap tak lebih sekedar meng-
uap belaka. Akankah kalian ingin jadi hina untuk
perjalananku…

perjalanan panjangku! hmm..

2 komentar:

Einid Shandy said...

Mungkin Engkau jelata
mungkin Engkau bukan siapa-siapa
mungkin Engkau cukup mengantongi karyamu sendiri
mungkin Engkau tak butuh mereka.

Tapi, cukuplah atas ke'mungkin'an itu
mereka akan melihat karyamu
mengiringi perjalanan panjangmu
di teras-teras depan akan mereka sediakan kopi untukmu

Jadi, biarlah bangsa melihat karyamu
bahkan kau tak akan berubah dari jelatah
tapi
keberadaanmu akan terlihat oleh mereka

^_^

Puisi itu cukup menggambarkn aQ yg dlu.
aQ yg blum berani m'perlihatkan diriQ yg menuntun krya2Q b'bju gombal.

Ukir kata untuk salam sastra!!

Presiden Pers said...

saudariku dini, aku tersenyum membaca puisimu, bagus sekali iramanya.
mari kita angkat karya kita dgn selalu menulis dan menulis.

salam sastra

Post a Comment

penulis ucapkan terima kasih