Slamatan Hari Kelahiran (neton) Pada Masyarakat Jawa.

Masyarakat indonesia adalah masyarakat yang majemuk khususnya dalam hal budaya, banyak sekali budaya yang telah muncul dan berkembang hingga sekarang dan tak sedikit pula yang telah hilang ditelan jaman. Salah satu budaya yang masih exist adalah budaya selamatan pada masyarakat jawa. Terlebih selamatan hari kelahiran atau masyarakat jawa sering menyebutnya dengan ”netonan”.


Selamatan sendiri bermula dari kata selamet = selamat, bentuk ucapan syukur pada Yang Maha Kuasa. Sedangakan Netonan berasal dari kata neton atau netu=metu / keluar, jadilah istilah ini menjadi sebutan hari kelahiran sang jabang bayi. Selamatan ini dilakukan pada saat hari kelahiran itu tiba, bila masyarakat modern sering menyebutnya dengan hari ulang tahun.


Budaya netonan masih sering dijumpai di masyarakat pedalaman atau masyarakar pesisir, hal ini dikarenakan salah satunya dengan belum merambahnya modernisasi. Selain itu masyarakat jawa mayoritas masih mencampurkan budaya islam dengan budaya hindu. Hal ini diakulturasikan dalam selamatan disana tersirat sebuah bentuk persembahan kepada adam dan hawa serta dewi sri dan dewa bumi (bisa didengarkan disaat salah seorang tokoh menhaturkan sesaji itu). Pada netonan sendiri sesaji yang digunakan adalah segelas air kembang bisa 3 rupa, lima rupa dan tujuh rupa berjumlah ganjil, api arang serta kemenyan dan bubur dengan berbagai bentuk/warna berjumlah lima piring kecil. Arti dari lima bubur yang berbeda tersebut adalah jumlah hari dalam penanggalan suku jawa yaitu; pon, wage, kliwon, legi dan pahing.


Selamatan ini cukup dilakukan oleh satu orang saja, tata cara selamatan ini yaitu dengan meletakkan lima piring bubur diatas meja bersama dengan segelas air kembang selanjutnya kemenyan diletakkan di api arang, bersamaan pembakaran kemenyan sanak saudara dari sang bayi atau lebih sering bapak membacakan alfatiha dilanjutkan dengan surat-surat pendek dan setelah itu dibacakan do’a dalam bahasa jawa. ”Makanan bubur dan segelas air kembang tadi bisa dimakan hanya saja menunggu setelah kurang lebih 2-3 jam, hal ini ditujukan agar ada kesempatan menghisap sari dari makanan yang telah dipersembahkan tadi” kata seorang tokoh masyarakat setempat. Selamatan ini ditujukan untuk memperingati hari kelahiran atau neton sang anak, dengan harapan semoga hari-hari yang akan dilalui sang anak selanjutnya akan berjalan lancar sehat wal afiat dan tanpa godho rencono”atau halangan dan rintangan.


Seberapa urgent budaya ini terhadap kehidupan masyarakat tak lebih penting dibanding dengan selamatan orang meninggal / mati. Karena selamatan ini hanya diperingati cukup satu tahun sekali.

http://presidenpers.blogspot.com

Biota Malam

Lagi-lagi gelap gulita, alarm alam mulai berdering suara serangga “krriiik-krriiik”….
Terdengar juga mamalia lain “tokeeek” bunyi suaranya.
Hemz… sebuat aja itu tokek, “kwuuuk” nah ini adalah suara bunglon sekeluarga tokek juga…
Kebetulan malam ini sesaat lepas waktu maghrib desaku terasa redup, ya maklum saja aliran listrik yag menerangi kesibukan melepas lelah desaku sedang mati….
Adzan shalat isya’ pun hanya terdengan satu kali itupun hanya terasa sayup….
Sebuah desa yang sepi makin terasa sepi… aku yang duduk diteras rumah merasakan heningnya desaku… udara yang masih alami, terpikir olehku jikalau apa yang aku rasaan sekarang ini masih bias gk dinikmati oleh keturunanku nantinya… kelelawar mencari makan sedang asyik manjat pohon jambu didepanku, memang aroma harum ranum jambu tercium tak elak mengundang mahkluk malam ini… jangkrikpun tak henti-hentinya bernyanyi…desa yang tenggelam malam ini, depan teras kudengar beberapa warga bercengkrama diteras sambil menunggu lampu nyala…bulan malam ini sungguh tak bersahabat… sinar yang kuandaikan saat ini hanya nampak… mukanya tertutup tirai alam.. jangkauan pandangan mata tak libih dari lima meter saja…

“lha…” suara itulah yang kutunggu, suara serentak samping dan depan rumah tanda listrik nyala… kutengok dibelakang mbahku sedang meniup botol dengan sumbu sumbu berapi..”fuuuh”, seketika itu mengalirah aktifitas aliran “tanda petir” mulai lampu, televise hingga handphone… uh nyamuk juga terasa senang, mereka mulai mencari pori-pori membuat retakan dihidungnya… pohon-pohon terlihat bergoyang pula, ha ha ha… selamat menunaikan ibadah shalat isya’. Malampun mulai beranjak, bulanpun mulai menampakkan parasnya… permadani bertabur bintang menghiasi tembok alam.


Siapakah Aku ?

Aku adalah teman sejatimu.
Aku adalah penolongmu yang paling hebat,
Juga adalah bebanmu yang paling berat.
Aku akan mendorongmu maju atau menyeretmu kedalam kegagalan.
Aku sepenuhnya tunduk pada perintahmu.
Sembilan puluh persen hal yang kamu perbuat boleh kamu serahkan
kepadaku dan aku akan dapat mengerjakan secara cepat dan tepat.

Aku mudah diatur, tunjukkanlah kepadaku bagaimana persisnya kamu
menghendaki sesuatu dikerjakan dan setelah beberapa kali aku akan
mengerjakannya secara otomatis.

Aku adalah hamba semua orang hebat dan sayangnya juga hamba semua
orang pecundang.
Aku bukan mesin, walaupun aku bekerja dengan presisi mesin ditambah
intelegensi manusia.
Kamu bisa menjalankan aku demi meraih keuntungan atau malah hancur,
tidak ada bedanya bagiku.
Ambillah aku, latihlah aku, bersikaplah tegas terhadapku, maka aku
akan menempatkan dunia dibawah kakimu.
Bersikap longgarlah terhadapku maka aku akan menghancurkanmu.


Siapakah aku?
Aku adalah "Kebiasaan".
Kebiasaan-kebiasaan yang baik harus dipegang erat-erat dengan kuat
dengan komitmen yang tinggi.
Terlepas bagaimana perasaan anda saat itu, setiap keputusan yang
dikuatkan oleh kehendak anda untuk mengambil tindakan sesuai dengan
komitmen anda akan mendatangkan hasil-hasil yang mengagumkan dalam
waktu yang relatif singkat.

untitle (puisi)

galau hati ini karena mu..
ingin rasanya selalu di dekatmu..
kurasakan sesuatu yang lain didadaku

aku telah jatuh cinta..
apakah fiksi ataukah memang nyata?
aku belum mengerti..
tapi satu yang pasti..
ini pertama kali kurasakan..

mungkinkah engkau mengerti,
aku akan selalu menunggumu..
hingga aku merasa tak sanggup lagi.

un title (puisi)

hati yang tersayat oleh pedihnya pengianatan cinta..
jiwa yang rapuh oleh kelam suara hati..

begitu sakit, hingga terasa menusuk sukma..
menyesakkan sbuah ruang didalam dada..

mencekik raga,
tatapan mata yang begitu tulus
menghancurkan hati yang telah patah..
kenyataan yang kau berikan,

menyayat hatiku yang telah kau tata dulu..
kini ruang hatiku tersambat kabut kebencian

"meLodi" puisi

putih awan bernoda jingga.
geliat" senja mulai terasa

kulihat wajahmu yangpucat, kosong tiada bermakna..
mencurahkan segala sayangmu padaku,
saat aku merasakan kebahagiaan itu kau meninggalkanku

meninggalkan berjuta kenangan, meninggalakan berjuta kata yang tak ingin kudengar
saat hati menjerit kaupun tak menghiraukan

kau pergi tanpa ada rasa sesal
saat senja inilah...

ku kubur semua kenangan itu,
ku buang segala asa tentangmu,
saat senja inilah gerimis menggelayutiku..

tanpa terasa hatiku ikut menangis..